• UGM
  • Portal Akademik
  • Pusat IT
  • Perpusatakaan
  • Penelitian
  • Webmail
  • Bahasa Indonesia
    • Bahasa Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Program Studi S1 Kehutanan
Universitas Gadjah Mada
  • Tentang Kami
    • Pimpinan Fakultas
    • Visi dan MISI
    • Kelembagaan Fakultas
    • Personalia
  • Departemen
    • Peminatan Program Studi Kehutanan
    • FAMILY OF FOREST MANAGEMENT STUDENTS
    • FOREST RESOURCES CONSERVATION
    • HIMABA
    • FORESTECH
  • KEMAHASISWAAN
    • Buku Panduan Akademik
    • Pelayanan Surat
    • Prosedur Pendaftaran dan Pelaksanaan Ujian Skripsi/Pendadaran Mahasiswa
    • FORMAT SKRIPSI PRODI KEHUTANAN
    • Pendaftaran Yudisium
    • BEASISWA
  • AKREDITASI INSTITUSI PERGURUAN TINGGI UGM (AIPT)
    • Akreditasi BAN-PT
    • Akreditasi AUN-QA
  • Beranda
  • Berita
  • DISKUSI TATA KELOLA KEHUTANAN INDONESIA

DISKUSI TATA KELOLA KEHUTANAN INDONESIA

  • Berita, Rilis
  • 27 Agustus 2019, 06.36
  • Oleh: hadianto
  • 0

Pengusahaan hutan alam atau hutan tanaman masih sering menghadapi berbagai permasalahan yang berkepanjangan, namun Fakultas Kehutanan sebagai civitas akademisi masih optimis terhadap kejayaan industri kehutanan Indonesia. Demikian sambutan yang disampaikan oleh Dekan Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (FKT UGM), Dr. Budiadi, S.Hut., M.Agr.Sc. dalam diskusi pengusahaan pengelolaan hutan antara Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) dan civitas akademisi Fakultas Kehutanan di Ruang Multimedia FKT UGM, pada hari Kamis (22/08). “Apresiasi sebesar-besarnya terhadap APHI yang mau mengadakan diskusi kali ini, karena diskusi kali ini dapat meningkatkan hubungan dan pertukaran informasi yang lebih baik antara praktisi dan akademisi,” tambah Budiadi.

Acara kali ini dihadiri oleh sembilan orang pengurus APHI dan 17 dosen FKT UGM. Pengurus APHI yang hadir mewakili dari setiap bidang fokus pengembangan APHI, seperti Tjipta Purwita (Ketua Bidang Organisasi dan Keuangan), David (Ketua Bidang Produksi Hutan Alam), Soewarso (Ketua Bidang Produksi Hutan Tanaman), dan Endro Siswoko (Ketua Bidang Pengembang Usaha). Selain itu, hadir pula Wakil Ketua Umum APHI, Rahardjo Benyamin. Dari Fakultas Kehutanan, dosen-dosen yang hadir adalah dosen yang ahli untuk menjawab permasalahan yang disampaikan oleh APHI, seperti Dr. Budiadi, S.Hut., M.Agr.Sc., Dr. Muhammad Ali Imron, S.Hut., M.Sc., Dr. Rohman, S.Hut., M.P., Dr. Ir. Sofyan P. Warsito, M.S., Prof. Dr. Ir. Mohammad Na’iem, M.Agr.Sc., Prof. Dr. Ir. Wahyu Andayani, M.S., Dr. Ir. Lies Rahayu Wijayanti Faida, M.P., Tomy Listyanto, S.Hut., M.Env.Sc., Ph.D., dan lainnya yang tidak bisa disebutkan satu per satu.

Wakil Ketua Umum APHI mengatakan bahwa industri kehutanan Indonesia kalah dengan Vietnam, yang memilikihargapasar yang lebih baik dari pada di Indonesia. APHI ingin bekerja sama dengan FKT UGM untuk membangun industri kehutanan Indonesia agar lebih baik. “Industri kehutanan yang dikelola dengan baik dapat membantu defisit negara, dan lama-kelamaan membuat industri kehutanan kembali ke masa kejayaan,” kata Rahardjo.

Pada pemaparan yang disampaikan oleh Ketua Bidang Organisasi dan Keuangan APHI, Indonesia memerlukan kebijakan dari pemerintah untuk mengatasi distorsi harga kayu bulat melalui ekspor kayu bulat terbatas dan selektif dari hutan alam dan hutan tanaman, ekspor kayu gergajian, serta ekspor perluasan penampang kayu olahan. “Dalam penguatan industri kehutanan banyak hal yang harus diperbaiki, mulai dari revitalisasi industri pengolahan kayu, penguatan sektor hulu dan hilir kehutanan, hingga dukungan kebijakan dan upaya peningkatan produktivitas hutan alam dan percepatan pembangunan HTI,” ujar Tjipta.

Hal yang perlu diperhatikan adalah pengembangan multi usaha dalam industri kehutanan. Multi usaha merupakan penerapan beberapa usaha pada areal izin pemanfaatan pada hutan produksi sebagai upaya untuk mengoptimalkan produktivitas hutan produksi melalui pemanfaatan kayu, pemanfaatan HHBK, dan pemanfaatan jasa lingkungan. “Dalam pengembangan multi usaha harus ada strategi yang didasarkan pada karakteristik masyarakat generasi saat ini, yaitu generasi milenial yang haus akan inovasi dan kreativitas,” ujar Siswoko.

Salah satu tanggapan pada diskusi kali ini disampaikan oleh Prof. Dr. Ir. Wahyu Andayani, M.S., beliau menyampaikan semua kegiatan yang dilakukan APHI akan berujung pada sektor ekonomi, jika sektor ekonomi tidak mendukung, maka usaha tidak akan berjalan dengan baik. Selain itu, permasalahan yang diungkapkan APHI sudah diidentifikasi sejak tahun 2010, akan tetapi ada masalah yang meningkat, yaitu masalah sosial. “APHI harus bisa melakukan kiat-kiat agar bisa tetap bertahan dalam industri kehutanan, seperti APHI harus bisa meningkatkan efisiensi, inovasi, dan daya saing,” kata Wahyu.

Saat ini, APHI masih terlihat sebagai perusahaan konvensional, dan memiliki penurunan jumlah anggota. Hal itu dapat menjadi permasalahan tersendiri bagi APHI. APHI harus berkolaborasi dengan pihak-pihak penyelesai masalah, terutama dari lembaga sosial karena permasalahan sosial meningkat, terutama untuk menerapkan undang-undang No. 6 tahun 2014 tentang desa. “APHI harus mempertimbangkan tekanan dari dunia internasional, yang mana era HPH atau HTI harus sudah mulai dikurangi karena dunia internasional menginginkan hutan alam yang zero deforestation,” tambah Teguh Yuwono.Diakhirkegiatandiskusi, APHI dan FakultasKehutanan UGM sepakat untuk melanjutkandiskusilebihlanjut.

Kegiatan diskusi ditutup oleh Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat dan Kerjasama, Dr. Muhammad Ali Imron. Tantangan besar untuk berinovasi di bidang kehutanan tentu saja akan menjadi berat jika tidak didukung oleh kebijakan, namun FKT UGM dapat membantu untuk menyelaraskan antara inovasi yang dibuat dengan kebijakan. “Saat ini, FKT UGM mempunyai beberapa pusat kajian yang dapat digunakan seperti pusat kajian SILIN, Pusat Kajian Industri Kehutanan, Pusat Kajian Sebijak, dan Pusat Kajian Serat Alam. Dengan skema yang baik, tentu saja FKT UGM sebagai akademisi dapat membantu menyelesaikan masalah melalui penelitian agar menghasilkan produk yang lebih inovatif,” tambah Imron.

Leave A Comment Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*

Rilis Info

  • Perubahan Pelaksanaan Yudisium Mei 2025
    Mei 9, 2025
  • Kalender Akademik UGM Tahun Akademik 2025/2026
    Mei 6, 2025
  • Kalender Akademik UGM Tahun Akademik 2024/2025
    Mei 6, 2025
  • Format Surat Pernyataan 3MP (3 Minutes Presentation)
    April 30, 2025
  • Yudisium April 2025 Fakultas Kehutanan UGM
    April 21, 2025
  • Perubahan Pelaksanaan Yudisium April 2025
    April 16, 2025
  • Yudisium Maret 2025 Fakultas Kehutanan UGM
    Maret 27, 2025
  • Penerimaan Mahasiswa Baru Jalur Fast Track Program Studi Sarjana-Magister Ilmu Kehutanan Semester Gasal 2025/2026
    Maret 25, 2025
Universitas Gadjah Mada

PROGRAM STUDI S1 KEHUTANAN
Universitas Gadjah Mada
Jl. Agro No. 1 Bulaksumur Yogyakarta 55281
(0274) 512102, 6491420
(0274) 550541
s1kehutanan.fkt [at] ugm.ac.id
akademik-fkt [at] ugm.ac.id

Tentang Kami

  • Sejarah
  • Visi Misi
  • Personalia
  • Staf Pengajar
  • Fasilitas Pendidikan

Kemahasiswaan

  • Minat Studi
  • Pelayanan Surat
  • Pendaftaran Seminar
  • UJIAN SKRIPSI/PENDADARAN
  • YUDISIUM
  • BEASISWA
  • Lembaga Mahasiswa
  • LEM

Informasi

  • Pengumuman
  • Berita
  • Agenda
  • Beasiswa
  • Info Lowongan

Tautan

  • Pendaftaran
  • Entri Data Wisuda
  • Jurnal Online
  • Publikasi
  • Simaster

© S1 FKT - Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY

[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju