Gunungkidul (10/2) Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) kembali memasang sensor di Hutan Pendidikan Wanagama. Sensor yang akan segera dipasang merupakan sensor prekursor gempa bumi yang melengkapi instrumen yang telah lebih awal dipasang di Wanagama. Survey pemasangan sensor prekursor gempa dilakukan oleh Kepala BMKG, Prof. Dwikorita Karnawati, bersama jajarannya dan didampingi oleh Dekan Fakultas Kehutanan UGM beserta Direktur Wanagama pada hari Senin sore, 10 Februari 2020.
Prof. Dwikorita menjelaskan bahwa sensor yang dipasang ini merupakan salah satu instrumen yang penting dalam pengembangan riset kebencanaan utamanya gempa bumi di Indonesia. Masih segar dalam ingatan beberapa peristiwa gempa bumi pada beberapa waktu belakangan yang telah meluluhlantakkan kehidupan serta penghidupan masyarakat. Contohnya yaitu gempa bumi Palu-Donggala, Lombok, dan yang paling dekat dengan posisi pemasangan instrumen yaitu gempa bumi Yogyakarta pada tahun 2006 silam. Pemasangan sensor ini diharapkan mampu membantu BMKG dalam monitoring dan perekaman data sehingga membantu dalam tindakan mitigasi bencana gempa bumi pada masa yang akan datang.
Hutan Pendidikan Wanagama dipilih oleh BMKG untuk pemasangan instumen ini tentunya dengan berbagai pertimbangan strategis. Diantara berbagai pertimbangan tersebut yaitu faktor keamanan, faktor usikan yang minimal baik dari aktivitas manusia maupun medan magnetik, dan berada pada wilayah yang relatif dekat dengan Sesar Opak yang pada Gempa Yogyakarta 2006 merupakan ‘jalur gempa’. Dekan Fakultas Kehutanan serta Direktur Wanagama menanggapi positif hal ini karena selain dapat berkontribusi dalam bidang riset-pendidikan, Wanagama juga turut andil dalam upaya mitigasi bencana gempa bumi. SG